Just Reza Akbar

Terus Belajar Untuk Berhasil

Selasa, 17 Agustus 2010

Keuntungan berbisnis sejak muda

 
1. Kamu punya banyak waktu untuk belajar
Dalam dunia bisnis, banyak hal yang bakal terjadi. Pokoknya sesuatu yang tidak terduga bisa muncul. Tentunya tidak ada (jarang) pebisnis yang langsung sukses dengan mudah. Ada kalanya kamu terjatuh. Nah, jatuh dalam bisnis bisa berupa kerugian, omzet menurun, atau bisnis sedang lesu. Gimana dong kalau itu terjadi? Biasa aja. Jangan ditanggapi terlalu serius. Jalan aja terus. Saya sudah merasakan bagaimana terjatuh, kehilangan pelanggan, kekurangan modal, complain dari pelanggan, lain lagi masalah karyawan. Wah…..!
Ada sebuah ungkapan yang bagus dari bapak Mario Teguh “The Skill of Doing Comes from doing”.. Tau nggak artinya? Artinya, keterampilan melakukan sesuatu berasal dari melakukan.
Belajar dari kesalahan sangat penting. Tetapi tidak semua hal harus belajar dari kesalahan. Artinya kamu tidak perlu membuat kesalahan sebanyak mungkin jika kamu tahu apa yang kamu lakukan adalah salah. Tapi jangan sampai kamu takut untuk berbuat karena takut salah. Semakin banyak kamu melakukan apakah itu kesalahan atau keberhasilan maka kamu akan semakin ahli untuk mengerjakannya dengan lebih baik.
Saat saya memulai Bisnis TEBUSARI, 6 bulan berjalan, omset kami tidak naik, justru turun perlahan. Padahal saya sudah hampir 2 bulan melakukan survey tempat-tempat yang strategis dan ramai dilewati calon pembeli. Saya bingung juga, apa memang kami salah memilih lokasi atau butuh waktu untuk mengenalkan produk kita, atau mungkin kami tidak berpromosi. Ini yang sedang kami pecahkan dan sampai saat ini masih belum ada solusi. Hanya saja, kalau pun ini sebuah kesalahan, saya bersyukur. Saya akan lebih jeli dalam memilih lokasi berdagang nantinya. Saya belajar banyak dari kesalahan saya.
Hampir semua orang punya impian untuk memiliki bisnis baik orang muda maupun tua. Walaupun tidak ada kata terlambat dalam memulai bisnis seberapa pun umur kamu saat ini, namun berbisnis sejak muda berarti memanfaatkan energi untuk hal-hal yang produktif. Bayangkan saja, jika kamu mulai bisnis sejak umur 17 tahun. Paling tidak umur 20 tahun kamu sudah punya pengalaman yang melimpah tentang seluk-beluk dunia bisnis.
2. Energi yang besar
Segala hal membutuhkan energi. Energi adalah modal utama dari apa pun yang hendak dicapai. Energi bisa berupa pemikiran, kesehatan, keberanian dan lain sebagainya. Bisnis penuh dengan persaingan sehingga kamu butuh energi yang besar untuk bersaing.
Nah, kebanyakan yang saya perhatikan dan saya dengar adalah orang-orang baru akan memulai bisnis pada saat waktu masa kerja sudah habis (pensiun), saat energi sudah mulai 5 watt. Itu pun dengan tujuan untuk menambah penghasilan bukan untuk membangun “kerajaan bisnis”. Saat umur sudah tidak produktif lagi, maka ide-ide kreatif sudah mulai berkurang. Dan cenderung apa adanya. “yang penting kebutuhan tertutupi”. Kalau bisnis hanya untuk menutupi kebutuhan, kapan majunya?.... Mulai sekarang! Di saat energimu penuh!
3. Kedewasaan
Kamu akan berhadapan dengan pelanggan, bukan? Ya iya lah. Itu artinya kamu harus melayani dengan sebaik mungkin. Kamu akan berfikir bagaimana memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Suatu saat jika terjadi keluhan dari mereka, kamu akan berfikir bagaimana mengatasinya. Kamu tentunya juga ingin mengembangkan bisnis yang kamu tangani. Nah, masalah-masalah yang kamu hadapi sebenarnya adalah sarana untuk pendewasaan. Kamu akan belajar tentang bagaimana menjadi bijak dalam mengambil keputusan. Masalah yang muncul dan action yang kamu kerjakan secara tidak sadar telah membawa kamu pada pemikiran yang matang.
4. Emosi lebih matang
Sudah lumrah jika sebagai anak muda, kamu punya emosi yang bergejolak. Mudah marah, mudah tersinggung, suka melawan aturan di sekolah, ada juga yang sering bolos, merokok, kebut-kebutan dan lain sebagainya. Nah, berbisnis bisa mengurangi gejolak emosi negatif kamu. Kok bisa? Ya iyalah. Nggak mungkin kamu bersikap kasar dengan pelanggan. Iya kan? Bisa-bisa bisnis kamu ambruk. Atau nggak mungkin kamu seenaknya kebut-kebutan di jalan raya. Ntar kalau kamu kecelakaan, siapa yang ngurus bisnis kamu? Sebagai seorang pengusaha muda, tentunya kamu ingin seluruh siswa dan guru menjadi pelanggan kamu. Kamu akan pikir-pikir untuk memperlakukan mereka seenaknya. Nah, dengan berbisnis di usia muda, kamu juga akan berfikir tentang masa depan sehingga kamu akan lebih hati-hati dalam bergaul.
5. Menghindari hal-hal negatif
Setelah pulang sekolah atau kuliah kamu kemana aja? Ayo jujur!. Ke rumah teman? Atau tidur? Atau jalan-jalan Mall? Nah, jika selama ini kamu cuma tidur-tiduran di rumah atau keluyuran yang nggak jelas, mendingan kamu gali ide kamu untuk memulai bisnis. Meskipun kecil, nanti juga akan menjadi besar. Jual pulsa ke’, jual kue ke’, jual jagung bakar ke’, terserah deh. Walaupun kecil, bukan berarti selamanya kecil. Hampir semua bisnis raksasa dimulai dengan ide kecil. Yang kamu butuhkan hanya BERANI mencoba, dan Ingat NEKAT!
Ngomong-ngomong tentang energi negatif, semua orang punya. Energi negative contohnya mudah marah, malas, gengsi, boros dan lain-lain. Energi positif contohnya disiplin, hemat, bertanggungjawab, jujur dan lain sebagainya. Jika energi positif semakin besar, maka energi negatif akan mengecil. Nah, jika kamu merasa dalam diri kamu masih banyak energi negatif, caranya adalah dengan cara memperbesar energi positif. Berbisnis di usia muda mampu memperbesar energi positif kamu.
6. Unggul
Bayangkan saja, kamu sudah memiliki usaha sendiri sementara teman kamu masih sibuk dengan bersenang-senang. Tentunya kamu lebih unggul dibandingkan dengan mereka. Ia dong. Karena kamu sudah mempunyai tanggungjawab yang jauh lebih besar dari siswa-siswa seusia kamu. Kamu akan menjadi panutan untuk teman-teman kamu. Selain itu, wawasan kamu juga luas, berfikiran jauh ke depan, dan secara emosional kamu lebih matang.
7. Sukses lebih cepat
Suatu hari siswa saya bertanya, “Pak, bagaimana supaya saya bisa sukses lebih cepat?” Saya jawab “kamu harus mengubah fikiran kamu lebih cepat dan memulai bisnis lebih cepat”. Kebanyakan dari pebisnis yang sangat sukses telah memulai bisnis sejak muda. Paling tidak, walaupun kesuksesan yang mereka peroleh memakan waktu yang cukup lama, namun waktu mereka lebih panjang untuk belajar dari kegagalan. Siapa pun, pasti ingin sukses dalam waktu singkat. Tapi itu tidak akan terjadi, seandainya terjadi, itu tidak akan bertahan lama. Cara yang tepat adalah memulai bisnis lebih awal.
Yok, Mulai Sekarang!

Jumat, 13 Agustus 2010

Mau Buka Usaha, Tapi tak punya modal?

Masalah ini paling sering muncul bagi kebanyakan orang yang tertarik dengan dunia usaha. Saya juga demikian. Bahkan ketika usaha sudah berjalan berbulan-bulan atau bertahun-tahun, masalah ini sewaktu-waktu bisa muncul. So, mungkin ada yang bertanya, "Gimana kalau saya tidak ada modal, tapi sedang bersemangat untuk memulai usaha?" Oke, saya akan coba menjelaskan berdasarkan pengalaman saya. 
Sebelum saya memberikan ide-ide saya, perhatikan ini baik-baik:
1. Ada sebuah pernyataan yang sering Anda dengar, Anda percayai, namun seringkali tidak kita yakini."Pencapaian dimulai dari fikiran" atau dikenal dengan kekuatan fikiran. Anda mungkin punya pengalaman pribadi tentang ini. Anda yang sudah punya laptop, saya tanya...apakah laptop itu jauh-jauh hari sudah Anda inginkan? Anda seringkali membayangkan punya laptop? Saya yakin Ia. karena tidak ada orang tiba-tiba datang ke rumah Anda, mengetuk pintu, Anda buka pintu, dia mengatakan "Ini saya kasi Anda laptop, terima kasih". Mustahil.
2. "Berfikir hari ini, bukan berarti bertindak hari ini". Kita butuh waktu yang tepat. Memang tidak ada salahnya menggunakan cara "bisnis otak kanan". Saya juga memulai bisnis dengan "otak kanan" (bisnis otak kanan adalah istilah dari bapak Purdi E. Chandra = bisnis yang dimulai dengan gitu aja, sedikit nekat, dan tanpa banyak mikir2, mikirnya ntar kalau bisnisnya udah dibuka). Memang, saya percaya "tidak ada waktu yang benar-benar tepat untuk memulai usaha". Saya percaya itu 100%. Tapi, membuka usaha dengan asal buka juga tidak baik. Anda butuh sedikit Planning, Sistem, dan Manajemen sederhana. Itu tidaklah sulit. Nah, masalah ini sebaiknya dipecahkan dengan cara belajar dari yang lebih ahli. Modal Anda tidak terkuras untuk "belajar langsung di lapangan". Main asal buka dalam usaha sangat berisiko, yakni saat Anda yakin bahwa yang Anda lakukan tidak benar, Anda memutukan untuk berhenti. Jelas, biaya belajar Anda semakin mahal---hanya untuk berbuat salah saja Anda harus mengorbankan jutaan rupiah. Kalau memang diantisipasi, kenapa nggak?
3. Bedakan antara 'sekedar kepingin buka usaha' dengan 'niat membuka usaha'kepingin bisa muncul kapan saja, bahkan pada saat Anda tidak punya modal dan sifatnya sementara. sedangkan niat, ia muncul atas pemikiran yang jernih dan panjang (bukan berarti bertahun-tahun,, kalau istilah asingnya = Think Over), tidak ada paksaan, dan tulus. Niat muncul karena ketertarikan.
Nah, dari 3 poin yang saya jelaskan, dapat saya sederhanakan yaitu
"memulai bisnis dimulai dari memulai impian dengan cara memikirkannya secara rutin, meyakininya, dan menvisualisasikan (membayangkan) hasil akhir yang besar. Mulailah dengan niat yang baik, waktu yang baik, dan kondisi yang baik. Setelah terealisasi, cintailah bisnis ia".
Tapi, jangan seperti orang kebanyakan, mereka selalu mencari waktu yang tepat untuk membuka usaha. Apa hasilnya? Bertahun-tahun tidak juga dibuka. Hanya sebatas impian kosong. Waktu yang tepat mesti diciptakan, bukan ditunggu. Menunggu waktu sama saja menunggu angan-angan kosong.
Bagaimana jika kamu mengalami kasus pada poin kedua? Punya niat buka usaha, tapi tidak punya modal? Jika modal yang kamu butuhkan adalah 10 juta, coba sederhanakan lagi. Karena biasanya business plan sangat ideal. Misalnya buka warnet idealnya butuh 50juta. Tapi ada kok teman saya yang buka warnet cuma 10 jutaan, paling tinggi belasan juta. Contoh lain, saya butuh 20 juta untuk buka bimbel, tapi bisa kok dengan 2 juta saya buka bimbel. Ini nyata lo, bukan gosip. Itu bisa terpecahkan karena saya punya kemauan. 
Ingat: Kemauan sebanding dengan penemuan solusi.
So, solusi dari saya adalah:
1. Gunakanlah peralatan untuk keperluan usaha yang tersedia dan mudah didapat (tidak mesti baru/mahal)
2. Jangan sewa lokasi pertahun, sewalah per hari
3. Jangan sewa lokasi sama sekali. Cobalah manfaatkan ruang yang kosong di rumah atau manfaatkan ruang kosong di rumah teman dengan sistem kerja sama. Atau kerja sama dengan pihak lain. Ini tentunya butuh waktu.
4. Kalau ada pihak (keluarga/teman/dll) yang bersedia meminjamkan modalnya, jangan meminjam jumlah uang terlalu banyak. Untuk pemula saya sarankan tidak lebih dari 10 juta.
5. Kalau tidak ada solusi, periksa jumlah uang yang Anda punya di dompet. Jika Anda hanya punya uang 200.000 - 500.000, pilihlah bisnis-bisnis ini; online bisnis, buka les private (mengelola guru-guru privat), penyalur barang (madu, sandal, tas, baju, dll) dengan sistem tanpa bayar di muka, buka kursus di rumah, pulsa, bisnis cemilan (gorengan, jagung bakar, dll|) dengan sistem sewa tempat harian, dll
Selamat Mencoba!

Rabu, 11 Agustus 2010

Bisnis-Bisnis Tanpa Modal

BISNIS-BISNIS NYARIS TANPA MODAL



Di sini saya akan paparkan beberapa bisnis yang sangat potensial digarap oleh para remaja alias anak-anak sekolah dan mahasiswa. Sebenarnya bisnis tidak ada batasan. Bisnis terbuka lebar untuk siapa pun. Tidak ada bisnis yang hanya cocok digarap oleh siswa, mahasiswa, atau umum. Hanya saja, dengan pertimbangan waktu sekolah/kuliah yang padat, saya merekomendasikan beberapa peluang yang bisa kamu garap tanpa harus mengorbankan waktu belajar.
Tidak ada satu pun barang di dunia ini yang bisa didapatkan tanpa uang. Begitu juga bisnis. Semua bisnis membutuhkan modal. Kalau sudah bicara modal, ya nggak bisa lepas dari uang. “Bagaimana kalau saya benar-benar tidak punya modal? Tapi saya punya kemauan”. Kamu tenang aja. Ada ko’ caranya.
Saya akan berikan solusi buat kamu yang ingin berbisnis dengan modal yang minim. Di bawah ini adalah beberapa bisnis yang bisa dilakukan dengan modal minim. Sangat minim.
Mengajar Private (Pengajar datang ke rumah siswa)
Kamu buat aja brosur, lalu sebarkan ke komplek-komplek perumahan. Modal kamu hanya mental saja. Kalau kamu malu menyebarkan brosur sendiri, kamu bisa mengupah teman kamu beberapa puluh ribu untuk membantu kamu. Alangkah baiknya jika kamu sendiri yang melakukannya. Toh, tidak ada gunanya kamu merasa malu. Kamu ingin modal yang minim bukan? Waktu awal-awal memulai bisnis, saya sendiri yang menyebar brosur. Baru setelah berjalan cukup lama dan waktu saya terbatas, saya meminta bantuan kepada staf saya untuk menyebarkannya.
Ngomong-ngomong tentang mengajar private, jasa yang kamu tawarkan bisa berupa Les bahasa asing atau mata pelajaran, Les computer, Les desain grafis, Les membaca Al Qur’an, Les Kaligrafi, Les menggambar dan melukis, Les sulap, Les organ atau alat music lainnya, Les nyanyi, Dll
Yang perlu kamu ingat, Tarif untuk les private harus disampaikan secara terbuka. Jangan Anda bilang "Terserah Bapak Saja". Harga tarif private untuk 1 kali pertemuan berkisar antara 25.000 - 35.000 (harga standar). Kalau bisa jangan kurang dari 25.000/pertemuan. 
Jasa Penerjemah
Jika kamu mahir dalam bahasa asing, kamu bisa membuka jasa penerjemah. Kamu tinggal buat plang, spanduk, dan brosur. Disamping penerjemah, kamu juga bisa mengajar bahasa.
Servis Elektronika dan Bimbel elektronika
Kamu bisa membuka servis elektronika di rumah kamu/kost. Gimana cara mendapatkan pelanggan? Gampang! Kamu buat aja plang di depan rumah (jika rumah kamu tepat berada di tepi jalan raya), atau kamu buat plang di pintu masuk komplek (dengan izin RT tentunya). Biasanya pelanggan malas membawa barang-barangnya ke tempat servis, so, kamu bisa menawarkan pelayanan plus, yakni siap datang ke rumah. Ingat,sering-seringlah berpromosi (menyebarkan brosur atau dengan cara apa pun).
Buka Bimbel Rumahan
Kalau rumah kamu cukup luas, atau tersedia ruangan yang tidak termanfaatkan, kamu bisa buka Bimbingan Belajar di rumah. Saya sudah melakukannya! Saya memanfaatkan ruang tamu 3 m x 4 m dan 1 kamar berukuran 2 m x 3 m sebagai ruang belajar. Percaya tidak percaya, itu bisa menampung 40 siswa dengan waktu belajar sore – malam. Yang kamu butuhkan adalah: plang (1 buah) yang dipasang di pintu keluar masuk komplek, spanduk yang dipasang di depan rumah, dan brosur yang bisa disebar ke komplek-komplek perumahan.
Jual resep (informasi lainnya)

Saya berniat menjalankan bisnis minuman yaitu sejenis ice cream. Sudah banyak memang resep-resep makanan dan minuman dipublikasikan baik melalui buku-buku maupun internet. Sebelum memulai bisnis itu, saya mengumpulkan resep-resep ice cream dari internet dan buku. Kami juga sudah mencobanya. Namun, untuk keperluan bisnis, saya ingin resep yang benar-benar terjamin dan tentunya punya nilai ekonomis bukan hanya rasa. Tau nggak? Saya mau-tidak mau harus mengeluarkan uang Rp500.000 untuk membeli resep ice cream. Nah, kamu juga bisa melakukannya. Kalau kamu punya keahlian memasak, atau membuat resep makanan dan minuman, kamu bisa jual resepnya dengan harga yang tinggi. Ingat Rp500.000 keperluan bisnis tidak ada apa-apanya. So, kamu bisa jual dengan harga yang jauh lebih tinggi jika resep kamu adalah resep yang terbukti berhasil.
Penjual Lepas (Pengecer)
Ada banyak produk yang gampang dijual, dan kamu bisa menjadi pengecer sebelum sampai ke konsumen. Produk kamu ambil dari agen. Syukur-syukur kalau agen percaya sama kamu. So, kamu bisa ambil dulu barangnya tanpa membayar 1 rupiah pun. Nah, contoh bisnis seperti itu adalah madu asli. Kamu pasang aja plang di depan rumah kamu/pintu keluar masuk komplek “MADU ASLI BANG REZA” (sebaiknya pake nama kamu atau nama kesukaan kamu). Atau bisa juga kamu buat brosur dan kamu sebar ke komplek-komplek. Gampang kan? Untuk produk-produk yang lain juga bisa, seperti tas impor, susu sapi asli, susu kuda liar, dan lainnya. Kamu cari sendiri ya!
Penulis
Kalau kamu punya bakat menulis artikel, puisi, atau bentuk tulisan lainnya, coba kembangkan. Untuk artikel kamu bisa kirim ke koran-koran lokal dan nasional. untuk koran lokal biasanya memberikan honorarium yang relatif rendah sekitar 50.000/tulisan yang dipublikasikan. Sedangkan untuk koran nasional kamu bisa dihargai 500.000 - 750.000/tulisan. Memang tidak mudah membuat tulisan yang bagus dan diminati penerbit. Tapi tugas kita adalah mencoba dan mencoba. 
Ada lagi media yang lebih menarik yaitu dengan mengirim tulisan kamu ke situs internet. Kebanyakan situs populer hanya menerima tulisan berbahasa Inggris. Tapi ada juga yang berbahasa Indonesia. Situs-situs yang mau nampung tulisan kamu, bisa kamu cari tahu di Mas Google.
Bisnis Online
Bisnis online bentuknya sangat beragam. Saya juga sedang menggeluti bisnis model ini. Tapi, sorry banget.. saya tidak bisa cerita banyak. Maklum sedang belajar. So, saya sarankan kamu agar banyak belajar otodidak. Alangkah baiknya kalau kamu punya teman yang sudah familiar dengan bisnis internet. Hanya saja bisnis ini tidak bisa menuai hasil dalam semalam. Perlu berbulan bahkan bertahun-tahun untuk benar-benar sukses bisnis online.
Oke, selamat mencoba. Silahkan beri komentar atau tambahan ilmu. Semoga info ini berguna.
Salam Sukses!

Selasa, 10 Agustus 2010

Tips Sukses Menyisihkan Uang

Anda mungkin pernah mengajukan pertanyaan seperti ini, "saya punya penghasilan yang lumayan, tapi kenapa tidak punya tabungan?" Atau kita sudah menyisihkan uang, tapi tidak lama kita terpaksa mengambil uang tabungan karena urusan-urusan yang tidak terduga.
Gaji besar, bukan jaminan sukses dalam finansial kalau tidak ahli mengaturnya. Salah satu hal yang tidak boleh dianggap remeh adalah menyisihkan uang sedikit demi sedikit. Untuk apa menyisihkan uang? Banyak manfaatnya. Berikut ini, adalah tips bagaimana menyisihkan uang.
1. Jika penghasilan Anda kecil, maka sisihkan sesuai dengan kemampuan. Simpanlah uang Anda dalam celengan yang tidak mudah dibongkar atau setorkan uang Anda ke saudara/orang tua agar tidak Anda ambil kembali
2. Jika Anda berfikir bisa menyisihkan 300.000/bulan, maka sebaiknya jangan dalam bentuk tabungan karena kapan saja bisa Anda ambil. lebih baik dalam bentuk emas batangan/perhiasan. Emas batangan bisa dibeli di toko perhiasan atau PT. Antam/Pegadaian
3. Jika Anda tidak ingin berurusan dengan emas, Anda bisa menyisihkan uang dengan membeli tanah kaplingan secara kredit dengan angsuran ringan misalnya 300.000 - 500.000/bulan
4. Tahanlah keinginan untuk membeli barang-barang yang tidak produktif
5. Kurangi jajan/makan di luar rumah
Jika sewaktu-waktu Anda ingin menggunakan uang, lihatlah ternyata emas Anda sudah cukup banyak. Harganya juga tidak akan turun ketimbang Anda simpan dalam bentuk tabungan/deposito dan harga tanah Anda sudah melambung.
Selamat Mencoba!

Minggu, 08 Agustus 2010

Cara Mengajar bahasa inggris pada Anak

Salah satu bentuk kartu sebagai media pembelajaran di LBB A-Plus Pontianak


1. Gunakanlah media musik
2. Gunakanlah media gambar
3. Gunakanlah permainan (games)
4. Gunakanlah penilaian (penghargaan)
5. Gunakanlah metode yang kompetitif
So, easy and Simple

Bisnis Rumahan; Uang Oke, Keluarga Oke

Anda bosan bekerja di luar? Mungkin yang lebih sering mengalami perasaan ini adalah kaum perempuan. Memang zaman sekarang tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal karir. Namun, perempuan secara alami diberikan naluri dasar seperti mengasuh anak dan mengurus keluarga. Tapi, tidak berarti wanita hanya bekerja di dapur, ngurus anak, dan melayani suami. Perempuan juga berhak berkarir. Tapi ingat, keluarga adalah hal yang paling utama. Nah, gimana caranya agar karir jalan, keluarga OK? Salah satu solusi yang saya tawarkan adalah menjalankan bisnis rumahan.
Bisnis rumahan seperti apa yang cocok untuk wanita?
(Baca Posting sebelumnya)

Memulai Usaha dengan Bisnis Rumahan

Oleh: Reza Akbar
Membuka usaha bagi sebagian orang adalah hal yang cukup sulit karena biasanya menghadapi kendala modal. Tidak ada modal, itulah masalah klasik. Kalau Anda tidak mempunyai modal tetapi mempunyai keinginan  yang  kuat untuk berbisnis, maka saya sarankan agar niat Anda tetap direalisasikan. bagaimana caranya? Berbisnis tanpa modal (baca: modal kecil). Bisnis apa ya? Salah satu bisnis yang bisa dijalankan tanpa menguras kantong adalah menjalankan bisnis rumahan.
Bisnis rumahan sudah saya coba dengan membuka Bimbingan Belajar. Selain Bimbingan Belajar, kamu juga bisa membuka Catering, Jasa Penerjemah, Laundry, Agen Madu dan barang-barang lain, Jasa Pembuatan pakaian, Percetakan dan Sablon, Usaha ternak ikan (misalnya lele), Servis komputer dan barang-barang elektronik, Usaha tanaman hias, dan lain sebagainya.
Sebagai langkah awal dalam memulai bisnis, bisnis rumahan sangat terhindar dari resiko rugi yang berlebihan. Bisnis rumahan ini sangat baik dijadikan langkah awal dalam memulai usaha. Tapi ingat! Bisnis rumahan butuh promosi yang sangat gencar. Tidak sedikit bisnis rumahan yang berhasil meraup omset jutaan rupiah per bulan.
Selamat Mencoba

Tips Membuka Usaha Baru

Sumber: http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page/Peluang-Bisnis/?kid=10856
 
Berikut kami memberikan tips membuka usaha atau bisnis yang akan menjadi perwujudan diri anda sesungguhnya :
1. Gagasan usaha haruslah berasal dari diri anda
Perhatikan talenta, bakat, hobi dan minat anda : tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melakukan sesuatu yang menjadi kesukaan.Pengalaman kerja : keahlian dan pengetahuan yang kita peroleh di waktu lalu akan sangat menolong kita memulai usaha sejenis di masa depan mis toko online atau butik online.
2. Miliki gagasan bisnis yang jelas. Gagasan bisnis anda harus memiliki focus, konkrit, mudah dikerjakan, telah diketahui kebutuhan pasarnya, pendanaan tidak terlalu besar hingga anda dibelit hutang dan terakhir setiap langkahnya harus sederhana untuk bisa dilakukan.
3. Masuki pasar dengan membawa perbedaan.
Anda dapat memasuki pasar yang telah ada dengan menawarkan sesuatu yang lebih berkualitas, unik dan memiliki nilai tambah. Sedikit nilai tambah dan keunikan usaha justru dapat menjadi perbedaan besar bagi usaha anda. cth pakaian wanita atau aksesoris wanita.
4. Carilah mentor, mitra usaha dan komunitas.
Pelajaran terbaik bisnis anda diperoleh melalui pengalaman, nasehat dan kegagalan pihak lain. Pengetahuan manajemen, keuangan, pemasaran dan masalah teknis akan lebih baik jika diperoleh dari mereka yang telah memiliki pengalaman terbang. Mentor, kemitraan, komunitas usaha atau asosiasi membuat anda lebih kuat menghadapi tantangan dan masalah ketika merintis usaha baru.
5. Mulailah dengan operasi berskala kecil.
Jangan percaya sesuatu yang besar selalu lebih baik. Usaha sehat justru adalah usaha berskala kecil yang kemudian mengembang, bukan usaha yang langsung dijalankan dengan skala besar. Usaha berskala kecil cth baju wanita, aksesoris wanita dll juga menjadi guru terbaik karena menjadi tempat belajar menangani masalah dari yang paling sederhana.
6. Jangan lekas percaya tawaran waralaba atau franchise serta keagenan.
Waralaba atau keagenan biasanya berarti suatu langkah yang terbukti untuk bisa dijalankan, adanya dukungan pemasaran dan pengakuan dari segi nama. Namun sebagai pembeli nama perlu waspada. Yakinkan anda telah melakukan penelitian dengan seksama sehingga anda tidak perlu membayar sesuatu yang dapat anda lakukan seorang diri.
7. Miliki etos kerja dan etos usaha yang baik.
Etos kerja dan usaha akan menentukan jalannya usaha anda ketika anda menghadapi kompetisi dan tantangan masalah. Etos kerja akan menyelamatkan anda dari berbagai penyimpangan dan kerugian.
8. Jalankan bisnis dan usaha selalu dalam kehendak Tuhan.
Mazmur mengatakan bahwa berkat Tuhan-lah yang menjadikan anda kaya dan susah payah tidak akan menambahi keuntungan. Selalu membawa usaha yang anda lakukan dalam doa dan terus merenungkan setiap kebenaran Tuhan akan membuat apa yang anda lakukan selalu berhasil dan anda akan selalu beruntung. 

Sabtu, 07 Agustus 2010

Menjadi PNS atau Berwirausaha, atau dua-duanya?

"Tarzan bertahan hidup di hutan, Kucing bertahan hidup di rumah. Bisa saja Tarzan memilih hidup di Kota, atau Kucing ingin kembali ke hutan" 

Apa yang  dapat Anda tangkap dari kata-kata di atas?
Saya adalah seorang sarjana dari FMIPA Universitas Tanjungpura. Saya lulus tahun 2009. Sebagai seorang sarjana, pastinya mencari pekerjaan adalah proyek selanjutnyta. Hanya saja cara bekerja yang dimaksud bisa bermacam-macam bentuk. Saya memilih berwira usaha karena ingin mengekspresikan kemampuan di suatu bidang tertentu dengan sebuah sistem yang saya ciptakan sendiri.
Memilih menjadi PNS biasanya terdorong karena adanya jaminan kepastian gaji dan dana pensiun. Selain itu, mungkin kerjanya yang "ngantor", agak lebih enak ketimbang kerja di lapangan.saya rasa ini merupakan perhitungan yang cerdik.
Memilih menjadi pegawai perusahaan swasta, biasanya termotivasi karena promosi jabatan yang lebih cepat dan gaji yang besar meskipun jaminan hari tua tidak ada, .beban kerja berat atau sewaktu-waktu bisa terjadi PHK.
Sebagai pengusaha pemula yang belum sukses, saya sering mendapat anjuran dari kakak dan orang tua saya agar mencari pekerjaan yang memberikan gaji yang lebih besar dari pada apa yang saya hasilkan dari membuka usaha saya saat ini. Mereka punya niat yang baik bagi saya dan begitulah pada umumnya orang-orang dekat Anda terhadap Anda. Hanya saja, entah mengapa saya belum bisa berpaling dari dunia saya. Saya senang "di sini"  dari pada "di sana". Dan seandainya setiap orang memahami kata-kata yang saya tulis ini:
"Tarzan bertahan hidup di hutan, Kucing bertahan hidup di rumah. Bisa saja Tarzan memilih hidup di Kota, atau Kucing ingin kembali ke hutan"
Maksudnya? saya yakin Anda mengerti. Setiap orang punya tempat yang nyaman baginya. itulah maknanya secara singkat.
Setiap orang punya pembawaaan masing-masing. Bisa berasal dari latar belakang keluarga atau lingkungan. Lalu setiap manusia punya tujuan. Selain itu, manusia mempunyai kondisi yang bermacam-macam. Nah, pembawaan, tujuan, dan kondisi pribadi inilah yang sebagian besar mempengaruhi seseorang untuk memilih bentuk pekerjaan
"Sulit luntuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan diri kita, Tapi kita bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan itu" Sebagaimana pepatah, "kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa menyesuaikan layarnya"
Mengapa Berwirausaha?
Berwirausaha punya sisi kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah Anda bebas mengatur waktu yang Anda buat. Anda bebas mengatur bentuk pekerjaan Anda, kapan bertemu klien, asalkan dilakukan dengan baik dan disiplin. Namun, berwirausaha juga memiliki sisi kelemahan. Sebagai pengusaha pemula, saya sangat merasakan bagaimana wirausaha adalah sebuah dunia yang sulit. Sulit bukan berarti tidak bisa ditaklukkan. Pengusaha pemula biasanya terkenda modal. Modal ini biasanya yang menjadi kendala ketika Anda akan mengembangkan usaha Anda. Namun, tetap saja ada jalan. Selain itu, wirausaha penuh dengan tuntutan belajar. Tanpa belajar, pengusaha akan kalah saing. Belajar yang saya maksud adalah menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang bisnis yang digeluti dan pastikan Anda benar-benar menguasai bisnis ini.
Alangkah bagusnya
Ada sekarang kita temukan para karyawan apakah PNS maupun swasta yang juga mampu berwirausaha. Mereka memang tidak banyak, Tapi ada. Memang ini menambah beban kerja. Tapi ini adalah sikap yang sangat terpuji karena suatu usaha pasti membutuhkan tenaga kerja. Artinya ini adalah sebuah ibadah karena telah menyediakan sumber penghasilan bagi orang lain.
Fokus lebih baik
Saya sangat tertarik untuk bekerja di Instansi Pemerintah sesuai dengan minat saya. Saya berminat menjadi dosen. Hanya saja, miunat saya lebih cenderung menjalankan bisnis karena saya ingin:
  - Bebas waktu
  - Bebas finansial
  - Beramal

Sehingga saya memilih untuk fokus mengurus usaha saya. Bukankah melakukan sesuatu yang setengah-setengah hasilnya justru tidak baik? Namun, bukan berarti Anda menutup diri dari pekerjaan yang menghampiri Anda jika itu adalah peluang emas, sekalipun Anda "Digaji". Karena inti bekerja adalah kepuasan.

Keputusan, Jangan Asal Ambil


Saya yakin kita semua pernah ceroboh dalam memutuskan sesuatu. Anda mungkin pernah memutuskan membeli sebuah laptop second, tiba-tiba 3 bulan kemudian sudah bermasalah. Tentunya Anda menyesal. Padahal Anda merasa telah tepat dalam memilih laptop tersebut.
Ingat perasaan kita seringkali SALAH!
Sebuah keputusan yang kecil apakah dalam kehidupan sehari-hari atau bisnis, sekalipun kecil, namun sangat menentukan kondisi Anda di masa mendatang. Contoh sederhana akan saya ceritakan melalui pengalaman saya berikut ini.
1. Pada tahun 2005, saya memutuskan untuk mencoba berbisnis suvenir seperti baju kaos dan gantungan kunci. Baju kaos saya pesan di Pontianak. Sedangkan Gantungan kunci saya pesan di Bandung. Total modal yang harus saya keluarkan semuanaya berjumlah sekitar 6 juta rupiah. Apa yang terjadi? Desain baju yang dibuat oleh pihak percetakan kalah saing dengan baju-baju yang lain, dan harganya juga jauh lebih murah. Sedangkan desain gantungan kuncin yang didesain oleh percetakan di Bandung sangat kaku dan tidak diminati oleh konsumen. Saya rugi besar.
2. Pada tahun 2007 saya memperoleh uang yang lumayan banyak. Saya memang  belum berpengalaman soal mengelola uang. Tapi paling tidak, saat itu saya sudah duduk di bangku kuliah. Apa yang saya lakukan dengan uang tersebut? Saya putuskan untuk membeli sebuah handycam dengan alasan saya ingin menjalankan bisnis kecil dengan cara menyewakannya. Karena tidak punya pengalaman dan kurangnya belajar, Handycame itu pun akhirnya rusak dalam waktu kurang darim 1 tahun. dan Jelas, modalnya tidak kembali.
3. Baru-baru ini saya membeli mesin press (laminating) seharga 1 juta rupiah. Saya membelinya karena sebagai alat  bantu untuk melapisi kartu sebagai alat pembelajaran. Memang sebelumnya saya berfikir jika kartu-kartu yang dibuat dengan jumlah 1000 kartu, harus dilaminating semua, betapa besar biaya yang akan saya keluarkan. Tapi saya sudah tidak punya cara lagi. Saya putuskan untuk membeli. sekitar 7 hari setelah membeli, saya mendapatkan informasi baru bagaimana melapisi kartu tanpa harus dilaminating. So, Jelas sampai saat ini mesin laminating tidak saya gunakan. Saya rugi.
Apa dampak dari keputusan yang salah? Wow, sangat merugikan. Cerita saya di atas baru sebagian. Saya seringkali menderita kerugian bukan karena boros, atau tidak pandai mengelola keuangan, tapi salah dalam mengambil keputusan. Dampak pertama adalah menimbulkan rasa menyesal. Dampak berikutnya adalah habisnya modal untuk hal-hal yang tidak berguna.
Memang dalam menjalankan usaha, proses belajar memakan biaya yang tidak sedikit. Ya, belajar dari kesalahan. Jika dihitung-hitung, biaya belajar berbisnis yang sudah saya keluarkan lebih dari 10 juta rupiah. Membuat kesalahan aja bayar segitu mahal.
Ya begitulah resiko bisnis. Apa yang saya alami belum seberapa. Masih banyak orang lain yang membuat kesalahan  lebih besar. Namun, mereka mampu mengubah kesalahan mereka menjadi kejayaan. Itulah semestinya kita.
Ada sebuah pepatah China Kuno yang saya adopsi dari Bapak Andre Wongso; "Maju 7 langkah, Mundur 7 langkah, lalu putuskan"
Salam Sukses!

Jumat, 06 Agustus 2010

Bisnis, Jangan Lupa Promosi


Waktu saya pertama kali membuka usaha bimbel, saya mempromosikan lembaga saya dengan cara menyebarkan brosur ke rumah-rumah. Saya mengira itu sudah cukup. Selama 1 tahun, saya hanya menyebarkan brosur sebanyak empat kali. Hasilnya? Lumayan. Banyak siswa berdatangan. Di akhir semester 2 Bimbel kami bisa dikatakan hampir penuh. Namun di awal tahun ajaran, banyak siswa yang keluar. Penyebabnya, cukup banyak. Namun, sifat manusia yang paling sering timbul adalah rasa bosan.
Rasa bosan....adalah sifat manusia yang sangat manusiawi. Bagaimana pun pelayanan yang diberikan, sebagai pelanggan mereka pasti berkeinginan untuk mencoba produk lain. Walaupun memang diantara pelanggan yang ada, ada juga yang sangat setia.
Nah, selama 1 tahun lebih menjalankan usaha di bidang pendidikan ini, saya menilai kami kurang melakukan promosi. Anda bisa mnelihat sekarang bagaimana persaingan di bidang bisnis apa pun yang semakin ketat. Ketat dalam hal pelayanan, nama (branding), tarif, dan ketokohan pemilik. Untuk bisa bertahan, selain meningkatkan pelayanan, Anda jangan sampai lupa berpromosi dalam segala bentuk yang efektif.
setelah menyadari itu, saya mulai melakukan promosi yang cukup gencar. Walaupun hanya dengan menyebarkan brosur. Bentuk promosi yang dilakukan banyak sekali. diantaranya melalui surat kabar, brosur, spanduk, sosialisasi ke lembaga-lembaga, facebook, dan lain sebagainya. Hasilnya? Lumayan. Dan bisa dilihat hasilnya.
Ingat, sebaik apa pun produk yang kamu miliki, tanpa promosi...orang tidak akan tahu bahwa produk kamu berkualitas. So, Promosi adalah Ruh Bisnis! Bisnis apa pun!

Halangan Menjalankan Bisnis

Tantangan Menjalankan Bisnis dan Mengatasinya

Banyak tantangan yang akan muncul saat anda akan memulai bisnis dan masalah akan mengikuti anda saat menjalankan bisnis. Masalah yang harus Anda waspadai adalah pengaruh lingkungan. Berhati-hatilah. Lingkungan bisa berasal dari keluarga, teman, atau masyarakat. Kasus yang terjadi pada rekan saya adalah disebabkan ia berada pada lingkungan yang tidak tepat. Ia tidak pernah mendapat respon positif dari rekan-rekannya sehingga ide-idenya yang menyala-nyala akhirnya padam. Maka, berhatilah-hatilah dengan lingkungan. Bukan berarti kamu harus menjauh dari mereka. Ingat jumlah mereka sangat banyak. Yang perlu kamu lakukan adalah memperkuat mentalmu.
Memang masalah tidak bisa dihindari, hanya saja bisa dikelola sedemikian rupa sehingga masalah yang ada akan menjadi potensi anda untuk berkembang.
Saya akan mencoba memberikan gambaran tantangan bisnis dan cara mengatasinya, khususnya bisnis yang dimulai dari nol.
1. Mental
Mental yang saya maksud adalah kamu mengalami kendala dengan semangat, tidak percaya diri, kadang-kadang merasa ragu dan ditimpa perasaan negatif lainnya. Ingat, tidak percaya diri itu adalah pandangan kamu terhadap diri kamu sendiri. Sebenarnya orang lain tidak memandang kamu seperti yang kamu bayangkan. Memang ada sebagian rekan atau orang terdekat kamu yang memberikan penilaian negatif dan meremehkan apa yang kamu kerjakan. Justru, dengan hadirnya orang-orang seperti mereka lah kamu harus semakin bersemangat. Saya pernah dipandang remeh dan disuruh untuk memilih pekerjaan yang lebih baik dari apa yang saya kerjakan sekarang. Mereka berpendapat bahwa bisnis dari nol zaman sekarang sulit berkembang. Tapi dengan adanya mereka, saya semakin termotivasi dan ingin membuktikan bahwa saya bisa. Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa pikiran mereka mungkin benar kecuali untuk saya. Kamulah yang menentukan masa depan kamu sendiri, bukan orang lain! Sekali lagi, berhati-hatilah dengan lingkungan.
2. Modal awal. 
Nah, ini harus kamu miliki. Besarnya tidak sama untuk semua bisnis baru. Sebaiknya kamu membiasakan menabung dari sekarang. Jika keinginan bisnis kamu menggebu-gebu, mulailah sekarang. Kamu bisa meminjam uang kakak, adik, atau orang tua. Jika mereka tidak berkenan, maka saya sarankan kamu jual barang-barang yang kamu miliki misalnya Hand phone, emas, dan lainnya. Untuk Hp ganti dengan harga yang lebih murah karena tidak mungkin zaman sekarang seseorang tidak punya Hp, apalagi kamu adalah seorang pengusaha. Jika kamu tidak mempunyai barang dan uang tunai, maka saya sarankan kamu untuk mencari kerja sambilan terlebih dahulu atau menabung selama beberapa bulan dengan menyisihkan uang jajan kamu. Namun, jika bisnis kamu adalah berkaitan dengan internet, saya rasa kamu tidak perlu modal besar. Asalkan kamu sudah punya rancangan bisnis dan menguasai keterampilan yang dibutuhkan, kamu sudah bisa memulainya sekarang, bahkan detik ini kamu langsung bisa pergi ke warnet atau saat ini kamu sedang on line di rumah atau di mana pun.
3. Ambisius
Biasanya akan muncul keinginan yang sangat kuat dan optmis yang berlebihan untuk membesarkan bisnis sehingga mengeluarkan biaya yang sangat besar. Ini berakibat tidak baik untuk keberlangsungan bisnis. Sebaiknya kontrol ambisi yang berlebihan dengan tetap mengembangkan bisnis dengan cara-cara yang wajar dan kreatif. Perhatikan kemampuan keuangan kamu. Jika memang keperluan tersebut masih belum mendesak, tunda dulu. Berikan kesempatan hati dan fikiran kamu tenggang untuk menimbang-nimbang. Nah, kapan kamu boleh membuat keputusan yang besar? Jawabannya adalah setelah kamu yakin bahwa bisnis ini cocok untuk kamu, kamu mencintainya, dan sudah terlihat perkembangnnya. Sebagai contoh, saya ingin menyewa tempat kursus baru karena rumah kami sudah terlalu sesak menampung siswa. Namun, saya tidak langsung memutuskan untuk pindah dan menyewa tempat. Saya ingin melihat perkembangannya yakni apakah lembaga saya berhasil meningkatkan prestasi siswa. Jika sudah terbukti berhasil, saya yakin akan banyak pelanggan baru yang bergabung. Dengan begitu, saya yakin untuk menyewa tempat kursus baru karena dengan bertambahnya pelanggan berarti omzet meningkat.
4. Semangat Menurun. 
Sekalipun di awal usia bisnis kamu mendapatkan respon yang positif dari para pelanggan, bukan berarti kamu sudah bebas dari masalah. Seperti yang saya katakan, masalah menjadi sahabat sejati seorang pengusaha. Nah, banyak pebisnis pemula tidak sanggup melewati masa-masa krisis. Misalnya ketika terjadi stagnasi (bisnis tidak berkembang). Timbul rasa bosan. Dan akhirnya menimbulkan akibat yaitu
  • Semangat menurun drastis
  • Mengelola bisnis setengah hati
  • Berpandangan bahwa “bisnis ini” tidak menjanjikan
  • Mencari peluang bisnis yang lain
  • Berhenti dari dunia bisnis
Bagaimana jika ini terjadi? Ini sudah terjadi pada saya. Pernah suatu saat saya mengalami “patah semangat”. Saat itu perkembangan bisnis saya sangat lamban. Siswa di Bimbel tidak bertambah justru sebaliknya. Ditambah lagi bisnis TEBUSARI saya sedang krisis karena musim penghujan. Omzet kami anjlok. Bahkan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari tidak mencukupi. Sempat Terlintas di fikiran saya untuk berhenti dari bisnis tersebut. Hanya saja, ada rasa malu dengan saudara dan orang-orang di sekitar. Sudah banyak pengorbanan untuk membangun bisnis ini. Saya berusaha untuk bersabar. Saya berfikir sejenak. Saya mendengarkan CD-CD motivasi, membaca buku-buku dan mengingat kembali visi saya. Semuanya berubah, saya semakin semangat dan berhasil melewati masa krisis. Ingat, bisnis adalah pertarungan mental. Memperoleh ide dan semangat lebih sulit dari pada memperoleh modal.

Ide Bisnis

MENGASAH IDE BISNIS
Hampir semua orang berkeinginan berbisnis. Hanya saja terkendala dalam hal modal, waktu, dan lain sebagainya. Tapi, banyak juga yang tidak tahu harus berbisnis apa. Apalagi bagi seorang siswa berumur 15 tahun. Nah, untuk para siswa yang ingin terjun ke dunia usaha, hal pertama sekali yang kamu siapkan adalah mental. Kamu harus sadar bahwa tugas utama kamu adalah belajar. Bisnis di usia sekolah adalah dalam rangka mempercepat proses pembelajaran finansial, kematangan emosional, manajemen, tanggung jawab, dan pengembangan diri.
Ngomong-ngomong ide bisnis, itu dapat diperoleh dari buku, majalah, diskusi, dan sumber-sumber lainnya. Bentuknya bisa berupa hobi, bakat, atau melihat sebuah peluang yang potensial untuk digarap. Mengenai pilihan apa, itu saya kembalikan kepada kamu, asalkan sekolah/kuliah kamu tetap menjadi yang utama.
Beberapa hal yang mesti diingat dalam mencari ide bisnis adalah:
1. Tidak mesti baru
saya melihat sebagian dari kita selalu ingin menawarkan bisnis-bisnis baru, yang belum pernah ada di daerah itu. Alasannya adalah tidak ada pesaing. Misalnya, seorang mahasiswa (teman adik saya) membuat usulan rencana bisnis (business plan) yakni café cerdas. Ini merupakan bentuk baru dari café. Saya mendengar, café itu tidak berjalan dan tutup. Tidak adanya pesaing, bukan berarti keadaan aman-aman saja. Justru kamu menghadapi kendala bagaimana memperkenalkan produk baru yang kamu buat. Masalahnya justru terletak pada kesungguhan kamu.
Contoh kedua adalah FMIPA Untan mempunyai produk teh pasak bumi. Produk tersebut sudah dikemas dalam bentuk the celup, dan siap dipasarkan. Belum ada perusahaan yang memproduksi teh pasak bumi kecuali hanya FMIPA Untan. Teh tersebut sempat menjadi kebanggaan kampus kuning ini. Hanya saja, selama 7 tahun ini saya belum pernah mendengar produk tersebut masuk ke pasaran, bahkan pasar lokal sekalipun. Padahal produk tersebut berkualitas, baru, dan tidak ada pesaing.
Saat saya membuka Bimbel tahun 2009, sebenarnya bukan masa-masa yang baik untuk membuka Bimbel karena di Pontianak saat itu masa menjamurnya Bimbel adalah tahun 2007-2008.. Saat itu rekan-rekan saya dan banyak mahasiswa yang membuka Bimbel. Lalu pada saat saya membuka Bimbel (2009) rekan-rekan saya tidak begitu apresiatif karena apa yang saya lakukan biasa-biasa saja. Masa kejayaan Bimbel bisa dikatakan sudah lewat Saya ingin mengatakan bahwa saya punya keterampilan membuat yang biasa menjadi luar biasa. Ha…….!
Apa yang dilakukan rekan-rekan saya pada dasarnya adalah bisnis ikut-ikutan. Bimbel menjamur, ikut-ikutan buka bimbel. Saya tidak. Saya tahu ini adalah impian saya. Saya tidak sedang mancari uang tambahan. Saya tidak mencari pekerjaan. Saya buka bimbel--- bisnis yang biasa-biasa saja ini --- karena saya ingin melakukannya. Saya melakukannya karena saya ingin mensukseskan pendidikan dan sukses sebagai pendidik dan pengajar. Saya melakukannya dengan senang hati.
Lihat saja orang-orang yang sebagian besar orang Jawa, yang menjamur membuka usaha warung makan lamongan atau bakso. Usaha ini bukan bisnis baru. Tapi Tanya saja omset per harinya. Bisa jutaan rupiah.

2. Bisnis itu sederhana
Saya membuka Bisnis Bimbel dan Estebu. Keduanya bukanlah bisnis yang rumit. Mereka sederhana. Hanya saja, dalam keserhanaannya, kita juga harus berusaha membuat citra yang baik terhadap produk yang kita tawarkan. Misalnya, Estebu, saya menyediakan beberapa rasa minuman tebu, ada jeruk nipis, susu, rose, dan eskrim tebu sehingga konsumen mendapatkan sesuatu yang bernilai lebih dari apa yang biasa mereka dapatkan. Pada kenyataannya, bisnis itu sangat simpel. Masalahnya adalah bagaimana kita mengemasnya. Dan jangan lupa, PROMOSI!
Banyak orang yang bingung ingin berbisnis apa. Kalau ditimbang-timbang, “orang bodoh” lebih mudah berbisnis dari pada orang pintar (banyak mikir). Apalagi seorang sarjana, yang notabene memiliki pengetahuan yang luas, pikiran yang segar, dan semangat yang menggebu-gebu. Mereka cenderung berfikir sangat ideal sampai-sampai untuk membuka bisnis kecil saja butuh puluhan juta rupiah. Mereka menghitung sangat teliti dan ideal.
Saya sedang pusing (saat menulis bagian ini) karena saya berniat untuk memindahkan Bimbel saya ke tempat lain, tapi tidak punya modal. Saya sedang berfikir keras bagaimana caranya. Saya ingin mendapatkan lokasi bimbel baru tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Saya sedang mencari solusi. Saya tidak ingin berfikir terlalu keras dan rumit. Percuma saja, saya tidak punya cukup uang untuk menyewa ruko seharga 25 juta. Saya hanya perlu berfikir sederhana, bagaimana mendapatkan lokasi bimbel tanpa modal.
Bisnis tidaklah membutuhkan konsep yang rumit. Bisnis itu sangat mudah. Anda tidak mesti memeras otak ingin berbisnis apa. Anda cukup membuat sesuatu yang biasa menjadi unik dan lebih menarik. Contoh, ayam goreng. Kamu bisa membuka bisnis ayam goreng + nasi putih + kentang goreng yang disajikan dengan sambal saos. Tinggal kamu beri merek saja. Saya punya segudang ide bisnis di kepala saya. Saya tidak menjalankan bisnis baru. Anda tidak perlun bersusah payah. Anda tinggal membuat sesuatu yang biasa agar lebih menarik. Di tahap-tahap awal, Anda perlu membuat sedikit kesalahan dalam rangka belajar. Mulai saja dalam kondisi apa pun Anda.
3. Tidak mesti ideal
Saat saya membuka usaha TEBUSARI, saya menggunakan peralatan yang tidak baru, misalnya meja bekas, mesin second, dan beberapa alat yang memang sudah tersedia di rumah. Sekitar 3 bulan setelahnya, kami mengganti beberapa peralatan misalnya mesin, meja, dan beberapa alat yang penting dengan yang baru. Lalu pada saat saya membuka Bimbel, saya membukanya di dalam komplek, membuat desain brosur dengan apa adanya, pake fotocopi, dan desainnya yang kaku, spanduk kain, meja triplek, dan beberapa sarana yang bukan barang bagus dan baru. Setelah beberapa bulan, saya membuat meja belajar yang lebih bagus, memperoleh desain brosur yang lebih baik, mengganti spanduk dengan banner, membeli beberapa alat-alat lain yang penting. Sampai saat ini fasilitas di Bimbel saya cukup lengkap. Apa yang kamu miliki, manfaatkanlah. Tidak mesti ideal. Ideal adalah sebuah proses.
4. Tidak mesti butuh modal besar
Saya membuka usaha Bimbel hanya dengan modal 2 juta rupiah, membuka TEBUSARI dengan 4 juta rupiah uang tunai. Jadi, memulai bisnis bukanlah pada masalah pada besarnya modal. Modal hanya salah satu faktor saja. Yang penting adalah kesungguhan. Dengan modal awal 2 juta rupiah, Bimbel saya saat ini bisa berjalan dan cukup menghasilkan. Padahal untuk membuat sebuah bimbel ideal, butuh minimal 20 juta rupiah. Tapi saya bisa memulainya dengan 2 juta rupiah. Simpel kan? Selamat Mencoba!